Littlefingers Perkuat Identitas Jazz Elektronik Indonesia Lewat Littlefingers Labrnth Asia Tour 2025

Setelah merilis album keduanya Snakes & Ladders, trio jazz elektronik asal Jakarta, Littlefingers siap melangkah lebih jauh lewat tur Asia perdana mereka bertajuk Littlefingers Labrnth Asia Tour 2025. Tur ini menjadi kelanjutan alami dari perjalanan lima tahun mereka, sekaligus momentum untuk memperkenalkan wajah baru jazz elektronik Indonesia di panggung internasional.

Rangkaian tur akan membawa Littlefingers ke lima panggung di tiga negara. Perjalanan dimulai pada 14 Oktober di Blueprint Livehouse, Bangkok, dilanjutkan dengan dua malam di Bardo Livehouse, Ho Chi Minh City pada 15 dan 16 Oktober. Dari sana, mereka menuju Taiwan, tampil di Vagabond Festival, Tainan pada 18 Oktober, sebelum menutup tur di Revolver Bar, Taipei pada 20 Oktober. Vagabond Festival sendiri kini dikenal sebagai salah satu festival musik independen terbesar di Taiwan, yang rutin menghadirkan ratusan musisi lintas negara dan menarik puluhan ribu pengunjung setiap tahunnya.

Bagi Littlefingers, tur ini tidak hanya tentang menjangkau audiens baru, melainkan juga merayakan karya terbaru mereka, Snakes & Ladders. Album ini lahir sebagai refleksi naik-turun perjalanan mereka selama lima tahun terakhir—sebuah narasi yang kontras dengan optimisme di album debut Euphoria. Lewat sembilan lagu yang sarat eksplorasi, termasuk kolaborasi dengan Rishanda Singgih (“Labrnth”) dan vokalis asal Melbourne Emma Volard (“Essence”), album ini memperlihatkan sisi segar dari identitas musik yang mereka bangun sejak 2020.

Rekam jejak panggung mereka pun semakin memperkuat reputasi ini. Di Indonesia, Littlefingers telah tampil di festival besar seperti Java Jazz Festival, Pesta Pora, dan Synchronize Festival. Sementara di luar negeri, nama mereka pernah hadir di Monsoon Festival (Vietnam), Gyeonggi Indie Music Festival (Korea Selatan), hingga Music Lane Festival (Jepang).

Pengalaman itu menempatkan mereka bukan sekadar musisi yang bertumbuh di kancah lokal, melainkan perwakilan sah dari jazz elektronik Indonesia di ranah global.

Trio yang terdiri dari Chika Olivia (keyboard), Tjdika (bass), dan David Halim (drum) ini pertama kali memperkenalkan diri lewat single “Can Good Things Last Forever?” di tahun 2020.

Sejak itu, mereka berhasil mengumpulkan lebih dari 1,4 juta streaming di platformdigital dan mengantongi empat nominasi Anugerah Musik Indonesia (AMI Awards) dalam dua edisi berturut-turut (2023 & 2024). Kini, lewat Labrnth Asia Tour 2025, mereka membawa semangat itu lebih jauh: menyuarakan bahwa musik jazz elektronik dari Indonesia punya tempat di panggung dunia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *